Judul : Sayap-Sayap Mawaddah
Penulis : Afifah Afra & Riawani Elyta
Penerbit : Indiva
Tahun Terbit : Juli 2015
Halaman : 208 halaman
Harga : Rp 39.500,-
ISBN : 978-602-1614-65-5
Sejatinya, cinta
hanyalah perkara
Saling membuka diri
Saling member ruang
Untuk sejuta catatan
tentangmu
Yang tersimpan di
hatiku
Untuk sejuta catatan
tentangku
Yang tersimpan di
hatimu
Dan tentang waktu
khusus yang kita sediakan
Untuk membaca dan
memahaminya
(Afifah Afra)
Cinta dan pernikahan adalah hal yang sangat menarik untuk
selalu dibahas. Keduanya seperti mempunyai daya magnet yang menarik banyak
orang untuk membicarakannya, mengupasnya juga berharap akan mendapatkannya. Nikmatnya
pernikahan seringkali dikabarkan oleh pasangan yang telah mengecapnya, membuat
yang menyaksikan dibayangi asa untuk ikut merasakan . Namun di sisi lain,
beberapa pasangan yang awalnya dilanda asmara, memilih untuk menyerah karena
pernikahan yang diidamkan tak sesuai harapan.
Setiap pasangan yang menikah tentunya mengidamkan pernikahan
bahagia. Kita seringkali mendengar istilah samara (sakinah, mawaddah dan
rahmah) sebagai buah manis pernikahan yang dilandasi iman dan taqwa kepada
Allah SWT. Sakinah secara umum diartikan sebagai rasa tentram, tenang dan
damai. Ketentraman akan timbul dari cinta yang halal, dari jodoh yang
dikirimkan Allah dengan ikatan ijab qabul. Lalu bagaimana dengan mawaddah?
Ada banyak penjelasan mengenai mawaddah. Dalam buku Sayap-Sayap
Mawaddah, dipaparkan uraian Imam Al-Mawardy mengenai defenisi mawaddah yang
merupakan semacam perasaan cinta yang bersifat fisik, gairah yang terjadi
antara dua orang berlawanan jenis. Mawaddah adalah cinta suami kepada istrinya
dan sebaliknya. Mawaddah pun harus diiringi dengan perasaan rahmah yang
bersifat batiniah berupa kasih sayang.
Sebagian pasangan muslim-muslimah mungkin merasa tabu ketika
membicarakan cinta secara fisik sehingga ketika menjalani kehidupan pernikahan
hanya mengikuti alur tanpa bekal ilmu yang cukup. Hal itu seringkali
mengakibatnya dinginnya hubungan antara suami dan istri.
Lewat buku Sayap-Sayap Mawaddah Afifah Afra mencoba
memaparkan indahnya mawaddah yang diaplikasikan lewat cinta antara pasangan
suami istri. Jika sebelumnya nafsu terhadap lawan jenis adalah haram tanpa
ikatan. Kini dengan pernikahan, hubungan biologis berupa insting seksual itu telah
mendapat lisensi menjadi halal dan berpahala. Konsep mawaddah pun menjadi berbeda
karena mawaddah adalah seks yang berkah, sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
Selanjutnya Sayap keempat Buku Sayap-Sayap Mawaddah sangat
saya apresiasi. walaupun secara singkat, Ahmad Supriyanto memaparkan mengenai
Seksualitas dalam Mawaddah. Awalnya saya ragu dan malu karena selama ini
menganggap hubungan intim adalah sesuatu yang tak mesti dibicarakan. Namun ternyata
begitu banyak ilmu yang bisa pembaca dapatkan dalam bab ini, karena sebenarnya
seksualitas yang sehat akan menjadi salah satu kunci kebahagiaan dalam sebuah
pernikahan. Dalam bab ini dipaparkan tentang bagaimana seharusnya hubungan
suami istri dilakukan dengan batasan-batasan yang diatur dalam Islam.
Bab selanjutnya yang ditulis oleh Riawani Elyta tak kalah
serunya karena memberi banyak tips tentang bagaimana membangun cinta dan
menyemainya hingga sayap-sayap mawaddah dalam rumah tangga akan selalu
mengepakkan sayapnya. Hal yang paling mengena di hati adalah mengenai
penjelasan Berhias untuk Pasangan.
Ibu muda dengan seorang bayi seperti saya memang kadang alpa dalam hal ini.
saya sering lupa untuk memikirkan perasaan suami ketika pulang melihat istrinya
awut-awutan, dengan celemek dan bau bumbu masakan, atau muka yang berminyak. Padahal
berhias untuk suami dan ia merasa senang akan itu tentu akan mengalirkan pahala
bagi sang istri. Kehidupan rumah tangga pun akan semakin hangat. Hati suami pun
akan terlindung dari godaan-godaan di luar sana yang menghantui.
”Inilah salah satu bentuk perlindungan yang dapat diberikan
istri kepada suami, melindungi hatinya dari godaan. Dan perlindungan itu antara
lain dapat Anda wujudkan dengan cara menjaga penampilan dan keindahan fisik
yang Anda persembahkan hanya untuk suami.” (hal.119)
***
Tak seperti buku pernikahan kebanyakan. Buku Sayap-Sayap
Mawaddah yang merupakan kelanjutan dari Sayap-Sayap Sakinah memaparkan penjelasan
secara mengalir dengan bahasa yang enak dibaca. Saya begitu terkesan dengan
padu padan penjelesan ilmiah yang dibalut dengan ayat dan hadist sehingga
menjadi suatu sajian komplit tanpa mengabaikan ilmu sebagai satu hal yang menjadikan buku ini begitu
bermanfaat. Jika biasanya buku pernikahan begitu kaku dan mendikte, buku ini
awalnya mengajak kita untuk berfikir, berdiskusi hingga akhirnya memahami
maksud dari Mawaddah yang sebenarnya. Lalu secara pribadi saya pun ikut
tertular semangat membangun cinta dan
memperbaiki beberapa kesalahan dalam pernikahan saya dengan mempelajari tips
yang diberikan dalam buku ini.
Keindahan Mawaddah bisa dirasakan setelah menyelesaikan
membaca buku ini. semuanya terasa lengkap dengan lima Kisah Sejati Miracle of
Love in Marriege dan pokok bahasan seksologi oleh Ahmad Supriyanto yang menurut
saya menjadi inti buku ini. Saya berharap dimensi Seksologi dalam Islam dibahas
lebih panjang dan mendalam, demi ilmu yang lebih banyak tentang Mawaddah.
Walaupun kedua penulis memamparkan penjelasan secara menarik.
Namun karena berbedanya gaya bahasa kedua penulis membuat saya sedikit
kehilangan momen ketika berpindah ke bab yang ditulis oleh penulis selanjutnya.
Mungkin karena penjelasan yang dipaparkan memang tidak begitu runut dan ada
beberapa bagian yang menurut saya beberapa kali diulang. Tapi ini hanyalah
masalah selera baca saya. ^_^
Overall, saya begitu menikmati sajian Sayap-Sayap
Mawaddah. Berharap seri selanjutnya akan segera tanyang dan semakin menambah ilmu
keluarga muslim yang membacanya.
Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada penulis, dan berdo’a
semoga Allah membalas kebaikan penulisnya karena menulis sesuatu yang baik dan
bermanfaat.
Terima kasih mbak untuk resensinya yang apik :) terima kasih juga untuk doanya :) Amiiin
BalasHapussama-sama mbak ^_^
BalasHapusterimakasih juga sudah berkunjung
Semoga menang di kontes ini mbak :D
BalasHapusmakasih intan, alhamdulillah nyangkut di nomor 3
BalasHapus