Lingkungan

Jaga Hutan Indonesia: Dengar Alam Bernyanyi

Pandanglah indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu hirup dunia

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada

Dengar alam bernyanyi

Aroma dedaunan dan tanah basah tercium di sepanjang perjalanan. Sayup terdengar kicauan burung diselingi teriakan monyet yang khas dan magis. Aku mengintip dari balik kaca jendela mobil.

Sepanjang perjalanan menuju Kabupaten Kepahiang, kiri-kanan dipenuhi pepohonan. Lagu Dengarlah Alam Bernyanyi yang sangat empuk di telinga menemani perjalanan ku kali ini. Menjadi pengingat untuk selalu menyayangi alam.

Jalanan yang kulalui ini membelah kawasan hutan Bengkulu. Berkelok-kelok, kadang membuat perut mulas. Namun terbayar dengan hamparan hutan dengan nyanyian alamnya yang indah.

Aku berharap Bunga Rafflesia Arnoldi mekar saat itu. Biasanya masyarakat lokal akan membuat spanduk sederhana di pinggiran jalan. Menjadi pemandu memasuki kawasan hutan Kabupaten Bengkulu Tengah  dan Kepahiang. Namun mekarnya Rafflesia tidak bisa diduga. Bunga langka yang jadi ikon kebanggaan Bengkulu ini tumbuh sesuka hati. Menempel di batang pohon pun tak lama, memilih hutan asri nan alami untuk menampakkan keindahannya.

Bukan Hanya Permata, Hutan Indonesia adalah Paru-Paru Dunia

Aroma hutan sejuk sekali bukan? Bahkan hanya melewati pinggirannya, sejuk sudah mengalir melalui pernapasanku. Menenangkan! Sebagai orang yang tinggal di perkotaan yang panas, suasana alami seperti ini tak akan kulewatkan. Nafas terasa lega, sangat nyaman.

Jadi benar sekali jika hutan disebut paru-paru dunia. Hutan menjadi pemasok oksigen terbesar untuk makhluk hidup. Termasuk kita, manusia yang kadang lalai dalam mensyukuri dan menjaga alam.

Hutan Indonesia bukan hanya permata yang menyimpan aneka keindahan flora dan fauna. Hutan Indonesia lebih dari itu, ialah paru-paru dunia, ia tempat berlindung aneka satwa, mencegah bencana, bahkan memberi manfaat untuk keberlangsungan hidup manusia.

Fakta Tentang Hutan Indonesia, Bikin Bangga!

#IndonesiaBikinBangga dengan hutannya yang luas. Menjadi penyedia oksigen untuk bumi. Supaya makin cinta dan sayang dengan hutan coba simak fakta tentangnya!

  • Hutan Tropis Indonesia Terluas Ketiga di Dunia

Wow! Hutan Indonesia membuat bangga. Hutan Tropis salah satunya. Indonesia memiliki luasan hutan hujan tropis ketiga dunia setelah Brazil dan Kongo.  Hutan hujan Indonesia tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua yang didominasi oleh pohon berdaun lebar yang membentuk lapisan dedaunan yang lebat. Tempat di wilayah hutan tropis memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun antara 200-225 cm per tahun.

  • Keanekaragaman Hayati Sangat Tinggi

Hutan hujan tropis adalah rumah bagi 10% spesies tumbuhan, 12% spesies mamalia dan 17% persen jenis burung yang dikenal. Bahkan di Kalimantan terdapat 15.000 spesies tanaman termasuk 2.500 jenis anggrek. Data Bappenas tahun 2003 menyebutkan Indonesia mempunyai 38 ribu spesies tumbuhan, 55% diantaranya tumbuhan endemik.  #HutanKitaSultan bukan?

Meskipun karakter dari setiap hutan hujan tropis di dunia punya kesamaan, namun setiap wilayah punya spesies endemik yang tidak bisa ditemukan di daerah lain.

Tarsius salah satunya, primata kecil endemik Indonesia di hutan Sulawesi. Meskipun belum melihat secara langsung, cerita tentang Tarsius di Buku 4 Sahabat Super : Menolong Tarsius seringkali kubacakan pada anak-anak. Mereka jadi penasaran dan ingin melihat langsung Tarsius di hutan.

  • Menstabilkan Iklim Global

Hutan hujan tropis di dunia termasuk Indonesia memegang peranan penting dalam mengatur curah hujan dan membatasi perubahan iklim. Hal ini dikarenakan ekosistem hutan hujan tropis menyimpan karbon sebanyak 25% karbon dunia. Penyerapan karbon ini sangat bermanfaat dalam menstabilkan iklim.

Selain itu keberadaan hutan tropis mampu mencegah bencana. Di Bengkulu sendiri gaung pelestarian hutan terus di sampaikan mengingat banyak wilayah hutan Bengkulu yang mulai gundul. Akibatnya, air hujan yang biasanya mudah terserap di hulu tak tertampung lagi.  Makin diperparah dengan penumpukan sampah hingga mengakibatkan banjir di hilir.

  • Tempat Tumbuhnya Tanaman Obat

Hutan Hujan Tropis Indonesia memberikan manfaat dalam menyediakan obat yang berasal dari alam. Terdapat jenis tumbuhan yang bisa membantu menyembuhkan penyakit. Senyawa dalam tanaman hutan hujan dapat digunakan untuk mengobati malaria, penyakit jantung, bronkitis, hipertensi, rematik, diabetes, ketegangan otot, radang sendi, glaukoma, disentri, dan tuberkulosis. Bahkan obat resep penyakit tekanan darah tinggi yang dijual di seluruh dunia berasal dari tanaman hutan hujan tropis.

  • Mempertahankan Kesuburan Tanah

Selain pemasok oksigen, tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam hutan berperan dalam menyuburkan tanah. Daun-daun yang berguguran, membusuk, lalu terurai di atas permukaan menjadi eksistensi dalam menjaga kesuburan tanah. Tanah yang subur dapat diolah menjadi lahan penanaman pohon kembali.

Ancaman Bagi Hutan Indonesia

Kita cenderung meremehkan betapa pentingnya hutan bagi semua orang di bumi ini. Menerima begitu saja tanpa memberi. Namun jika bumi mulai mengeluh, keluhan kita bahkan lebih ribut dari apa yang sudah kita perbuat untuk kelestarian alam.

Manusia yang katanya makhluk dengan akal dan budi, menebangi jutaan hektar alam setiap tahunnya terutama di daerah tropis lalu membiarkan deforestasi mengancam ekosistem paling berharga di bumi. Jika paru-paru sudah rusak, tentu nafas akan jadi sesak.

Sedih jika melihat perubahan iklim yang begitu drastis dan bencana dimana-mana. Jika harus diakui, ancaman dan musuh hutan itu adalah kita. Manusia!

Ketidakpedulian bisa jadi  sejalan dengan ketidak tahuan. Jadi akan lebih bijaksana agar kita mempelajari, setidaknya mengetahui bahwa ancaman bagi hutan Indonesia nyata di depan mata.

  1. Deforestasi, istilah yang mungkin asing namun nyatanya sangat berbahaya akan kelestarian hutan. Deforestasi adalah peristiwa hilangnya hutan alam akibat penebangan untuk mengubah area hutan menjadi non hutan secara permanen untuk mendukung aktivitas manusia. Meskipun di satu sisi penebangan untuk program pembangunan, namun kebijakan kadang tak diikuti dengan pertimbangan pelestarian hutan kembali yang berakibat buruk pada lingkungan.
  2. Pembukaan lahan di hutan yang dilakukan secara sembrono juga mengancam keberlangsungan hidup satwa bahkan manusia di sekitarnya.Tentu masih ingat kasus kebakaran hutan di Sumatera, asapnya bahkan sampai terlihat di wilayah Bengkulu. Langit terlihat abu-abu, dan udara tak layak untuk di hirup. Surga gambut di Sumatera kian hari kian menipis. Taman NAsional BUkit Barisan Selatan yang jadi tameng Sumatera banyak menjadi kebun dan pemukiman.
  3. Selain itu laporan terbaru kualitas udara dunia IQAir 2021 disebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-1 sebagai negara paling berpolusi di Asia Tenggara. Sungguh berbanding terbalik dengan keberadaan hutan di Indonesia.
  4. Dibukanya kawasan hutan Indonesia menjadi tempat wisata juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Meskipun untuk mendukung kemajuan pariwisata, pengelolaan kawasan hutan perlu diseriusi. Jika tidak, masyarakat kadang tak peduli dan mengotori kawasan hutan dengan banyaknya sampah plastik. Hal ini aku lihat langsung di beberapa kawasan air terjun yang sudah dibuka akses jalannya.

Saatnya Kita Peduli: Jaga Hutan, Jaga Bumi

Jaga hutan, jaga bumi. Saatnya bergerak #UntukmuBumiku. Jika hutan sudah baik dan memberi segalanya, kenapa kita tidak bisa membalas kebaikannya?

#TeamUpforImpact, Suarakan Kepedulian

Sudah saatnya mulai dari diri sendiri, dari hal kecil. Lalu #TeamUpforImpact, berkolaborasi untuk mewujudkan sejuk bumi kembali.

Eksploitasi sumber daya hutan membuat lahannya terus menipis. Meskipun tidak bisa dihindari karena bertambahnya kebutuhan manusia, upaya konservasi haruslah terus berjalan. Penggunaan sumberdaya alam secara bijak akan menjaga keberlangsungan hutan saat ini dan yang akan datang. Untuk itu setiap individu punya kewajiban untuk bijak dalam penggunaan sumberdaya alam. Apapun itu!

Selain itu rakyat, pemerintah, stakeholder dan swasta harus bersama-sama mengatasi permasalahan hutan agar hutan tetap terjaga.

Sebagai wujud kepedulian, kita bisa bersuara untuk menjaga hutan sesuai dengan apa yang kita punya. Sebagai anak muda yang hobi dengan media sosial, teman-teman bisa membuat konten tentang hutan Indonesia dan mengajak follower untuk aware sehingga mereka lebih peduli dalam menjaga hutan.

Dukung #DengarAlamBernyanyi

Lagu Dengar Alam Bernyanyi  (laleilmanino,Chicco Jerikho,HIVI!, Sheila Dara Aisha) memberikan inspirasi untuk anak muda agar bergerak menjaga hijau biru bumi yang menjadi tempat tinggal kita hingga akhir hayat.

Bila kau lelah dengan panasnya hari

Jagalah kami agar sejukmu kembali

Bersatulah, hajar selimut polusi

Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)

Tuhan menitipkan aku

Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)

Lirik Dengar Alam Bernyanyi menjadi pengingat, bahwa Tuhan telah menitipkan hutan di tangan kita. Untuk itu yuk kita menjadi bagian dalam campaign baik ini dengan cara mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi di Spotify dan Apple Music. Semakin banyak yang mendengarkan lagu tersebut maka akan semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia.

Selain royalti dari lagu, kita juga bisa dukung konservasi dan restorasi hutan Indoensia dengan menambah donasi. Donasi nantinya akan disalurkan untuk pembiayaan perlengkapan patroli penjaga hutan untuk memastikan luasan hutan tak berkurang sehingga suara alam tetap bisa kita nikmati.

Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada)

Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan)

Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi)

Referensi :

Kenali 3 Fakta Menarik Keberadaan Hutan Hujan Tropis

https://www.unair.ac.id/2022/07/09/potensi-hasil-hutan-non-kayu-dari-hutan-tropis-kalimantan-timur-sebagai-kanditat-obat-diabetes-mellitus/

Bagikan postingan ini :)

(1) Komentar

  1. Keindahan alam seperti air terjun itu luar biasa sih, bisa menjadi pilihan buat self healing. Ternyata hutan juga menyimpan sumber kehidupan yang tidak terkira sih walau beberapa orang tidak menginjakkan kaki di sana. Terima kasih informasinya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *